Perencanaan Listrik Pabrik Kelapa Sawit (Palm Oil Mill)

3.1       General Data

The electrical system in this circumstances are 220/380 volts, 3 phase, 4 wire, 50 Hz electrical supply for control circuit shall be 240 volts A.C All electrical of motor above 30 Hp shall fit with thermostat control to prevent over heating of windings.

Main cable for diesel genset and steam turbo alternator must be used 0,6/1kV NYY power cable. Sub Main Cable for incoming to MCC, Switch Board and LDB used 0,6/1 kV NYFGbY power cable. Cable connections are not permitted under the land. Cable that comes out above the surface of the security given pipe or flexible pipe. Supporting building and street lighting used underground cable.

All cable and wire inside buildings shall be of cooper conductor, PVC seated 600/1.000 volt grade insulation, having cross sectional area not less than 2.5 sq.mm and complying with Standard Industri Indonesia (SII).

3.2       Studi Kasus (MCC-03 Pressing Station)

Penghantar dari terminal generator ke proteksi pertama harus mempunyai kemampuan arus tidak kurang dari 115 % dari arus pengenal yang tertera pada pelat nama generator. (PUIL 5.6.1.3)

Single Line Diagram

Single Line Diagram

Perhitungan Cable dari Turbo Alternator ke Main Switchboard

Turbo Alternator data :

  • Rated Power = 1200 kW
  • Rated Current = 2279 A
  • Cable sizing current = 2281.72 x 1.15 = 2621 A
  • Estimated cable length = 25 m
No. of cores 1 core
Conductor cross-section area (mm2) 500
Rated current at 45oC (A) 990
Derating factor 0.75
Derated ampacity (A) 0.75 x 990 = 743
Quantity of cables per phase (round up) 2621 ÷ 743 = 3.5 ≈ 4
Total cable cross-sectional area (mm2) 14 x (1c x 500) mm2
Total number of cables installed 4 cable per phase
Resistance at 90oC (Ω/km) (XLPE) 0.066
Reactance at 50 Hz (Ω/km) 0.099
Power factor, Cos φ 0.8
Sin φ 0.6
Percentage volt drop (%) 0.73 < 5 %

% VDrop = (√3 x 25 x 2279 x ((0.066 x 0.8) + (0.099 x 0.6)) x 100)/(380 x 4 x 1000)

=  0.73

Perhitungan Cable dari Main Switchboard ke MCC-04 Pressing Station

MCC data :

  • Rated Power = 240.5 kW
  • Rated Current = 456.75 A
  • Cable sizing current = 456.75 x 1.25 =  571 A
  • Estimated cable length = 47 m
No. of cores 4 core
Conductor cross-section area (mm2) 185
Rated current at 45oC (A) 355
Derating factor 0.9
Derated ampacity (A) 0.9 x 355 = 319.5
Quantity of cables per phase (round up) 571 ÷ 319.5 = 1.79 ≈ 2
Total cable cross-sectional area (mm2) 2 x (4c x 185)
Total number of cables installed 2 cable per phase
Resistance at 90oC (Ω/km) (XLPE) 0.137
Reactance at 50 Hz (Ω/km) 0.104
Power factor, Cos φ 0.8
Sin φ 0.6
Percentage volt drop (%) 0.84 < 5 %

% VDrop = (√3 x 47 x 456.75 x ((0.137 x 0.8) + (0.104 x 0.6)) x 100)/(380 x 2 x 1000)

=  0.84

Perhitungan Cable dari MSB ke Crane Grapple

Crane Grapple data :

  • Rated Power = 50 kW
  • Rated Current = 95 A
  • Cable sizing current = 95 x 1.25 = 119 A
  • Estimated cable length = 88 m
No. of cores 4 core
Conductor cross-section area (mm2) 35
Rated current at 45oC (A) 138
Derating factor 0.9
Derated ampacity (A) 0.9 x 138 = 124.2
Quantity of cables per phase (round up) 119 ÷ 124.2 = 0.95 ≈ 1
Total cable cross-sectional area (mm2) (4c x 35)
Total number of cables installed 1 cable per phase
Resistance at 90oC (Ω/km) (XLPE) 0.677
Reactance at 50 Hz (Ω/km) 0.117
Power factor, Cos φ 0.8
Sin φ 0.6
Percentage volt drop (%) 2.42 < 5 %

% VDrop = (√3 x 88 x 95 x ((0.677 x 0.8) + (0.117 x 0.6)) x 100)/(380 x 1 x 1000)

=  2.42

Perhitungan Cable dari MCC-04 Pressing Station ke Crude Oil Pump

Motor data :

  • Rated Power = 7.5 kW
  • Rated Current = 14 A
  • Cable sizing current = 14 x 1.25 = 18 A
  • Estimated cable length = 40 m
  • Starter = Star Delta
No. of cores 4 core
Conductor cross-section area (mm2) 2.5
Rated current at 45oC (A) 25
Derating factor 0.9
Derated ampacity (A) 0.9 x 25 = 22.5
Quantity of cables per phase (round up) 18 ÷ 22.5 = 0.8 ≈ 1
Total cable cross-sectional area (mm2) 2 x (4c x 2.5)
Total number of cables installed 1 cable per phase
Resistance at 90oC (Ω/km) (XLPE) 9.6
Reactance at 50 Hz (Ω/km) 0.158
Power factor, Cos φ 0.8
Sin φ 0.6
Percentage volt drop (%) 2.02 < 5 %

% VDrop = (√3 x 40 x 14 x ((9.6 x 0.8) + (0.158 x 0.6)) x 100)/(380 x 1 x 1000)

=  2.02

Lampiran

  1. Resistans penghantar (kabel) instalasi (PUIL 2000 Tabel 7.3-40 )
  2. KHA kabel tanah 0.6 kV (PUIL 2000 Tabel 7.3-5a)
  3. Faktor koreksi kabel berinti banyak (PUIL 2000 Tabel 7.3-19)
  4. Faktor koreksi kabel berinti tunggal (PUIL 2000 Table 7.3-20)
  5. Daftar pembebanan tembaga persegi (PUIL 2000 Table 6.6-1)

Artikel Terkait :

Perencanaan Instalasi Listrik

Methodology Perhitungan

Cable Current Rating (Kabelindo Technical Data)

Cable Resistance & Reactance (Nexans Technical Data)

Perawatan Rebusan

Dalam Perawatan, semua peralatan memerlukan perhatian.

Setiap Rebusan harus dibersihkan bahagian dalamnya minimal setiap 2 minggu untuk dilakukan pemeriksaan, perawatan dan perbaikan yang diperlukan.

Selain hal tersebut diatas, maka Perawatan routine yang harus dilakukan antara lain sebagai berikut :

–     Periksa kebocoran Pipa-pipa uap dan Pipa Kondensat secara rutin. Jika ada kebocoran agar segera dilas/ganti, sebab jika hal ini dibiarkan akan mengganggu proses Perebusan Buah (pemborosan uap) dan akan mengotori sekitar Stasiun Rebusan.

Setiap kebocoran agar segera dilas pada keesokan harinya pada saat Rebusan Dingin. Kawat las yang digunakan adalah : Philips PH 36 S atau Equivalent.

Untuk mengetahui apakah perbaikan sudah baik dan tidak ada lagi bahagian lain yang masih bocor, maka perlu diadakan pemadatan dengan air dingin bertekanan Max. 2 Kg/Cm2. Apabila masih terdapat kebocoran segera lakukan pengelasan ulang.

–     Safety Valve (katup pengaman) yang terdapat pada Rebusan agar diperiksa setiap bulan apakah bekerjanya masih akurat.

Bila diperlukan (kalau ada kebocoran) maka katup dan tempat kedudukannya harus dibersihkan dan di-Skur, untuk kemudian dilakukan penyetelan ulang terhadap kepegasan dari per (spring) yang menekan katup tersebut.

Penyetelan-penyetelan semacam ini tidak boleh dilakukan oleh sembarang orang, melainkan oleh seorang tukang yang cukup berpengalaman dan dibawah pengawasan salah seorang “Staff”.

Selanjutnya pada safety Valve dipasang Segel atau Seal kembali dan siapapun dilarang membuka Segel atau Seal tersebut tanpa izin dari Mill Manager.

 

Pemeriksaan Sebelum Rebusan Dioperasikan

Rebusan adalah merupakan suatu bejana uap bertekanan yang bekerja dengan tingkat resiko yang tinggi.

Oleh karena itu maka rebusan dan unit pendukungnya harus diperiksa sebelum dioperasikan.

Hal-hal yang perlu diperiksa antara lain :

–          Packing Pintu

Kerusakan pada Packing Pintu biasanga timbul pada bahagian bawah, hal ini disebabkan adanya genangan Air Kondensat.

Untuk itu kebocoran Packing Pintu terutama pada bahagian bawah harus benar-benar diperiksa. Jika hal ini terjadi segera lakukan penggantian.

–          Manometer (Alat Pengukur Tekanan)

Manometer yang terdapat pada bahagian atas pintu muka/belakang harus diperiksa apakah masih berfungsi atau tidak, sebab Manometer ini adalah sebagai alat Indikator bagi Operator untuk menentukan apakah tekanan dalam Rebusan masih ada atau tidak.

Seluruh Valve, seperti Valve pemasukan/pengeluaran, Valve Kondensat harus diperiksa apakah berfungsi atau tidak. Untuk yang menggunakan Valve Automatic pemeriksaan dilakukan dengan mengoperasikan Compressor, sedangkan untuk yang menggunakan sistem manual pemeriksaan dilakukan dengan cara memutar Valve dengan tangan.

–          Plate Penyaring Kondensat

Penyaring Kondensat yang terdapat pada lantai dalam Rebusan harus diperiksa apakah ada Brondolan yang sangkut, sebab jika hal ini diabaikan dapat menghambat pengeluaran Air Kondensat pada saat pengoperasian.

Genangan Air Kondensat ini akan mempercepat rusaknya Packing Pintu.

–          Katup Pengaman

Periksa Mekanisme dari katup pengaman (Safety Valve) apakah sudah berfungsi baik.

–          Cantilever (Jembatan untuk keluar/masuk lorry rebusan)

Periksa apakah cantilever dalam keadaan baik dan tidak “Baling” (Twisted). Hal ini harus benar-benar diperhatikan agar lorry yang masuk/keluar dari Rebusan tidak terganggu (jatuh).

–          Condensat Pit Pump (Pompa air kondensat)

Periksa apakah pompa dapat beroperasi dengan baik dan normal.

Catatan :

Kepada para operator Rebusan perlu dijelaskan dan ditekankan bahwa :

“DILARANG KERAS” membuka pintu Rebusan sebelum tekanan pada Manometer menunjukkan angka Nol Kg/Cm2, karena hal ini dapat berakibat fatal dan mencelakakan Operator itu sendiri disamping merusak Packing dan pintu Rebusan.

Cara Perebusan

Dalam menetapkan waktu untuk satu siklus perebusan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu :

–          Tekanan uap Rebusan (maksimum setiap puncak).

–          Menguras atau mengeluarkan udara dari dalam Rebusan.

–          Waktu merebus (memperoleh suhu yang baik dalam tandan).

–          Kebutuhan Uap.

–          Kapasitas Rebusan.

1. Tekanan Uap Rebusan

Dalam pengalamam bahwa untuk merebus dengan tekanan uap 3 bars (3,060 kg/cm2) selama 25 menit akan memberikan hasil perebusan yang sama jika tandan buah direbus dengan tekanan uap 1,5 bars selama 55 menit.

Tujuan dari pada pemakaian tekanan uap tinggi ialah untuk menghemat waktu, meskipun diketahui ada batasnya.

Tekanan uap tinggi dengan sendirinya memberikan suhu yang tinggi dan suhu yang tinggi dapat merusak kwalitas dari Minyak Sawit dan Inti Sawit. Pada Minyak Sawit harus diperhatikan tingkat pemucatannya, sedang untuk Inti Sawit harus dihasilkan warna Inti dalam yang putih.

Setelah diadakan beberapa kali percobaan perebusan buah, maka hasil perebusan dengan tekanan uap 2,8 kg/cm2 dengan total waktu 80 s/d 90 menit dinilai cukup memuaskan.

2. Menguras

Sebelum dapat mengeluarkan udara dari sela-sela tandan buah, perlu sekali untuk terlebih dahulu menguras udara yang berada disekitar tandan dan yang mengisi ruang kosong Ketel Rebusan.

Pengurasan udara pertama adalah saat bermulanya perebusan tandan buah. Uap dimasukkan melalui kran pemasukan (Inlet Valve) sementara kran pengeluaran tetap terbuka. Uap yang masuk telah memungkinkan mendorong udara keluar dan tekanan dalam Ketel Rebusan dibuat serendah mungkin kira-kira hanya sekitar 0,1 – 0,2 kg/cm2.

Untuk memberikan hasil kerja yang lebih memuaskan, pipa pemasukan uap dibagian atas Ketel Rebusan, dilengkapi dengan pelat pembagi uap (Steam Distribution Plate) dan pipa pengeluaran (Blow Down Pipe) dilengkapi dengan Plate berlobang (saringan) untuk penahan buah dan kotoran agar tidak mengganggu bekerjanya kran-kran pembuangan.

3. Waktu Merebus

Untuk menguras udara keluar dari sela-sela tandan buah dipergunakan dua puncak pengurasan yang dengan cepat dapat menurunkan tekanan didalam Bejana dari 2,3 – 2,5 kg/cm2 menjadi nol kg/cm2.

Setelah tahap kedua pengurasan selesai, uap dimasukkan lagi untuk puncak ketiga sampai tekanan dalam Rebusan mencapai 2,8 kg/cm2. Selanjutnya buah yang berada didalam Rebusan dibiarkan berada dibawah pengaruh tekanan uap selama beberapa waktu sesuai kebutuhan.

Lamanya buah dibawah tekanan uap ini berkisar antara 35 s/d 43 menit tergantung dari kwalitas dan kondisi buah.

Untuk jelasnya dibawah ini digambarkan Kurva Tekanan Uap pada Bejana Rebusan tersebut sebagai berikut :

kurva perebusan

kurva perebusan

Tata cara yang harus dilakukan untuk memperoleh perebusan normal yang dilakukan secara manual adalah sebagai berikut :

– 13 menit pemasukan uap pertama dari 0 – 2,3 kg/cm2 sudah    termasuk menguras udara 2 menit.

– 2      menit pembuangan uap pertama sampai nol.

– 12   menit pemasukan uap kedua kali sampai 2,5 kg/cm2.

– 2      menit pembuangan uap kedua kali sampai nol.

– 13   enit pemasukan uap ketiga kali sampai tekanan 2,8 kg/cm2.

– 43   menit uap ditahan setelah mencapai tekanan 2,8 kg/cm2.

– 5         menit pembuangan akhir uap/air yang masih tinggal sampai tekanan menjadi nol kg/cm2.

4. Kebutuhan Uap

Kebutuhan pemakaian uap selama perebusan dan pengolahan dapat dinyatakan sebagai berikut : rata-rata kebutuhan uap untuk pengolahan dan perebusan ialah 450 kg per ton TBS, yang dapat diperinci 270 kg uap untuk perebusan dan 180 kg uap untuk proses pengolahan lainnya.

Kebutuhan uap untuk mencapai puncak setiap cyclus perebusan membutuhkan uap yang berlainan sekali, meskipun rata-rata untuk perebusan 270 kg uap per ton TBS. Dari hasil percobaan ternyata bahwa untuk mencapai puncak dibutuhkan ± 800 kg uap per ton TBS.

Penggunaan uap yang besar ini, relatif singkat berkisar 3-4 menit, tetapi pada saat tertentu bisa juga mencapai 6-10 menit tergantung dari tekanan uap yang tersedia.

5. Kapasitas Rebusan

Perebusan adalah langkah awal suatu proses pengolahan Kelapa Sawit, dan untuk itu perlu dihitung secara pasti berapa unit Bejana Rebusan yang dibutuhkan untuk suatu Pabrik sesuai kapasitas yang diinginkan.

Sebagai contoh akan dihitung kebutuhan Rebusan untuk suatu Pabrik dengan kapasitas 45 ton FFB/jam, sebagai berikut :

Ditentukan bahwan Rebusan yang akan digunakan adalah dengan diameter 2100 mm x 30.000 mm panjang dengan isi lori 10 buah @ 2.750 kg/lori, atau 27,5 ton sekali isi.

Apabila :

Cyclus perebusan adalah 100 menit (termasuk buka dan tutup pintu Rebusan) maka kebutuhan unit Rebusan untuk PKS kapasitas 45 ton FFB/jam adalah :

Kebutuhan Rebusan =  (Kap. PKS x Cyclus perebusan dalam menit)/(Isi Rebusan x 60 menit)

Atau (45  x 100)/(27.5 x 60) = 2,73 unit rebusan

Dibulatkan menjadi 3 unit rebusan

PEREBUSAN (STERILISASI)

1.    Pendahuluan

Tahap pertama setelah melalui Loading Ramp, yang harus dijalani oleh Buah Kelapa Sawit dalam rangka pengolahan untuk memperoleh Minyak dan Inti Sawit adalah proses perebusan atau lazim disebut proses sterilisasi.

Didalam proses perebusan Buah Kelapa Sawit dibiarkan selama 80 sampai 90 menit berada dibawah pengaruh panas dari uap air (Steam) dengan tekanan sampai 2.8 kg/cm2.

Setiap Pabrik Kelapa Sawit tentunya menginginkan hasil minyak dengan tingkat keasaman yang rendah, Minyak dengan kwalitas baik, juga menginginkan Minyak yang mudah dipucatkan (Bleaching).

Buah yang terlalu matang (Over Ripe) dari kebun, pengurasan udara yang kurang baik dari Ketel Rebusan, waktu perebusan terlalu lama dan suhu perebusan terlalu tinggi mengakibatkan Minyak yang diperoleh akan lebih sulit dipucatkan.

2.    Maksud Sterilisasi

Maksud dari Sterilisasi antara lain adalah sebagai berikut :

a.   Menghentikan Perkembangan ALB (FFA)

Pada awalnya perebusan dimaksudkan adalah untuk menghentikan kenaikan kadar Asam Lemak Bebas (ALB) atau Free Fatty Acid yang berasal dari buah, dengan cara menghentikan kegiatan enzym penyebab Hidrolisa Minyak.

Telah dibuktikan bahwa untuk menghentikan enzym sudah cukup dengan merebus sampai suhu 50°C selamma beberapa menit saja.

Ditinjau dari sudut lain perebusan mempunyai sangkut paut dengan langkah pengolahan selanjutnya jika diinginkan hasil yang lebih baik. Maksud perebusan tidak dapat ditinjau dari segi menghentikan kegiatan enzym saja, sehingga perebusan yang baik harus dilakukan dengan suhu tinggi dan lebih dari beberapa menit.

b. Memudahkan Pemipilan (Stripping/Threshing)

Untuk melepaskan brondolan (Spikelets Fruits) dari tandan secara manual sebenarnya sudah cukup merebus dalam air mendidih.

Akan tetapi untuk melepaskan buah dari tandan dengan Stripper, perebusan cara diatas tidak memadai dan disini diperlukan uap jenuh bertekanan rendah agar diperoleh suhu yang semestinya dibagian dalam tandan buah.

Kenaikan suhu di dalam tandan buah dapat dihambat oleh adanya udara sekeliling tandan, jadi udara ini harus dikeluarkan terlebih dahulu sebelum dimulai perebusan yang sebenarnya.

Untuk ini uap masuk dikeluarkan lagi sampai dua kali sebelum dimulai perebusan.

Selama pengeluaran uap dua kali ini, sekeliling tandan sudah bebas udara dan pada pemasukan uap yang terakhir diharapkan suhu dalam tandan dapat bertambah.

Cara kerja perebusan yang telah disempurnakan, disebut perebusan tiga puncak (Triple Peak Sterilization), dimana dua puncak pertama uap masuk dan keluar dipergunakan untuk membebaskan udara sekeliling tandan dan puncak terakhir khusus untuk merebus dan menaikkan suhu tandan.

c. Penyempurnaan dalam Pengolahan

Selama perebusan tiga puncak kadar air dalam buah menjadi berkurang atau dengan kata lain kadar air itu sebagian telah diuapkan dari dalam buah. Dengan berkurangnya air, susunan daging buah (Pericarp) menjadi berobah satu sama lain sehingga pengambilan Minyak dari serat selama proses pengempaan dan memisahkan dari zat bukan lemak (Non Oil Solid) pada proses pemurnian akan lebih mudah dikerjakan.

Pada waktu bersamaan sel-sel Minyak akan pecah dan berada dalam keadaan bebas saat pengeluaran uap perebusan (puncak ketiga).

Senyawa Protein dalam hal ini merupakan cairan Emulsi yang berbeda sehingga lapisan Minyak lebih mudah dipisahkan sewaktu proses pemurnian.

Untuk keseluruhannya dengan perebusan tiga puncak, akibat dari penguapan sebagian air dalam daging buah, maka kemungkinan kehilangan Minyak didalam serat maupun dalam lumpur buangan pada proses pemurnian akan menjadi lebih kecil.

d. Penyempurnaan dalam Pengolahan Inti Sawit

Yang utama dihadapi pada proses pengolahan Inti Sawit adalah sifat lekat dari Inti Sawit terhadap cangkang, dimana Inti terikat kuat pada cangkangnya. Dengan proses perebusan maka kadar air dalam biji sebagian dikurangi sehingga daya lekat Inti Sawit terhadap cangkangnya menjadi berkurang.

Pada proses perebusan tiga puncak pengurangan kadar air dalam biji juga relatif lebih besar hingga proses pengolahan biji tidak akan mengalami kesulitan lagi.

Artikel Terkait :

Cara Perebusan

Pemeriksaan Sebelum Rebusan Dioperasikan

Perawatan Rebusan

 

Pengoperasian Loading Ramp

Periksa terlebih dahulu seluruh bahagian unit Loading Ramp sebelum Ramp diisi dengan TBS.

Hal yang perlu diperiksa antara lain sebagai berikut :

–          Periksa apakah lantai Loading Ramp tidak ada yang rusak/renggang yang memungkinkan brondolan dapat jatuh kebawah Loading Ramp.

–          Periksa Level olie Hydrolic pada unit Hydrolic Pump.

–          Periksa apakah pintu-pintu Ramp dapat dibuka dan ditutup seperti biasanya, dll.

Pengisian Loading Ramp harus secara berurutan dan dimulai dari kompartemen pertama hingga kompartemen terakhir.

Demikian juga halnya dengan pengisian buah dari Loading Ramp kedalam Lorry Rebusan; yaitu buah yang lebih awal masuk ke Loading Ramp harus lebih dahulu diisikan kedalam Lorry (First in – First out).

Hal ini adalah untuk menghindari kemungkinan naiknya FFA yang disebabkan lamanya buah tertahan diatas Loading Ramp.

Setiap penuangan buah dari Truck ke Loading Ramp agar selalu diperhatikan apakah ada benda asing yang terikut masuk antara lain : potongan besi, batu, pelepah sawit, goni-goni plastik ex pupuk, dll.

Benda-benda asing tersebut agar secepatnya disingkirkan untuk tidak sampai terikut ke instalasi lainnya di pabrik, karena hal ini sangat berbahaya dan dapat merusak instalasi tersebut.

Pengisian buah kedalam Lorry agar diatur secara merata dan semaksimal mungkin.

Isi lorry yang tidak merata (berat sebelah) akan menyulitkan Hoist Crane pada saat mengangkat (miring) dan tidak jarang lorry ini terlepas kemudian jatuh dan membahayakan pekerja lain.

Isi lorry yang kurang penuh akan menurunkan effisiensi pemakaian uap (boros), dan disamping itu akan menjadi penyebab turunnya kapasitas rebusan.

Setiap ada kesempatan agar Loading Ramp dibersihkan dari sampah-sampah yang melekat pada lantai Ramp (kisi-kisi). Sampah yang dibiarkan melekat pada kisi lantai Ramp akan menghalangi pemisahan pasir dan kotoran dari tandan buah/brondolan.

Semua jatuhan (pasir dan kotoran) yang ada pada bahagian bawah Ramp harus dibersihkn minimal seminggu sekali.

Pengoperasian Jembatan Timbang

Pemeriksaan Timbangan oleh Bidang Metrologi

Adalah menjadi ketentuan bahwa suatu peralatan timbang (Timbangan), apakah itu Timbangan Jembatan (Weighbridge) atau Timbangan Analitis maupun Timbangan Elektronik harus dikalibrasi dan ditera ulang oleh petugas dari Bidang Metrologi setelah dipergunakan selam satu tahun.

Walapun demikian, apabila terjadi gangguan dan kerusakan kerusakan sebelum jatuh tempo maka Mill Manager wajib untuk melaporkan kepada Bidang Metrologi agar dapat dilakukan perbaikan dan kalibrasi.

 

Pengoperasian Jembatan Timbang.

1. Sebelum jembatan timbang dioperasikan agar terlebih dahulu diperiksa apakah semua peralatan dapat berfungsi dengan baik.

Sebagai indikasi : Jarum, Numeric Printer harus menunjukkan angka nol (0) pada beban kosong.

Bandingkan terlebih dahulu angka yang ditunjukkan oleh Timbangan Mekanik dengan angka penunjukkan Timbangan Elektronik terhadap berat beban yang sama, jika ternyata ada selisih segera diperiksa untuk dapat diketahui apa penyebabnya.

Tingkat perbaikan yang dapat dilakukan adalah sejauh hal tersebut tidak bertentangan dengan ketentuan-ketentuan yang telah digariskan oleh Bidang Metrologi, antara lain : tidak membuka Seal (Segel) yang telah dipasang oleh petugas Bidang Metrologi.

2. Truck yang masuk/keluar timbangan harus secara perlahan-lahan sebab perangkat Elektronik yang terpasang ditimbangan sangat peka (sensitif) terhadap beban yang mengejut.

Truck yang ditimbang harus berada dibahagian tengah lantai timbangan agar beban yang dipikul oleh timbangan terbagi rata.

Harus diperhatikan bahwa kapasitas maximum Timbangan adalah 30/40 Ton. Bila secaraVisual beban yang akan ditimbang melebihi kapasitas maximum jangan dicoba untuk ditimbang sebab hal ini akan merusak peralatan timbangan.

3. Kondisi ruang Timbangan tetap dipertahankan 20°C walaupun Timbangan tidak beroperasi sebab temperatur kamar tetap berpengaruh terhadap sensitifitas dari perangkat electronic timbangan. Bersihkan seluruh unit dari debu dan kotoran yang melekat.

Proses Penerimaan Buah

1.     Penerimaan Buah (Bunch Reception)

Setiap truck yang membawa Buah Kelapa Sawit terlebih dahulu harus ditimbang pada jembatan timbang (Weighbridge), untuk kemudian menuangkan (Unloading) buah tersebut ke Loading Ramp. Truck kosong yang kembali dari Loading Ramp sebelum keluar dari lokasi Pabrik harus ditimbang kembali sehingga berapa jumlah Buah Kelapa Sawit yang masuk ke Pabrik dapat diketahui beratnya.

Disamping hal diatas jembatan timbang juga berfungsi untuk menimbang Minyak Kelapa Sawit dan Inti Sawit yang akan dipasarkan.

Unit-unit pendukung Station Bunch Reception (penerimaan buah) antara lain adalah :

–          Weighbridge (Jembatan Timbang)

–          Loading Ramp

–          Dirt Conveyor/Dirt Vibrating Screen

2.     Jembatan Timbang (Weighbridge)

Weighbridge (Jembatan Timbang) berfungsi untuk menimbang berapa banyak Buah Kelapa Sawit yang masuk kedalam Pabrik dan juga berfungsi untuk menimbang produksi yang diangkut keluar dari Pabrik untuk diserahkan kepada pembeli.

Unit jembatan timbang terdiri dari :     – Timbangan Mekanis

– Timbangan Elektronik

– Lantai Jembatan Timbang

Saat ini jembatan timbang yang ada di Minamas Plantation adalah berkapasitas 30 ton s/d 40 ton sekali timbang.

3.     Loading Ramp

Truck berisi buah yang sudah ditimbang dituang ke Loading Ramp.

Lantai Loading Ramp dilengkapi dengan kisi-kisi yang mempunyai celah (± 10 mm) yang berguna untuk memisahkan pasir/sampah dari buah agar kotoran-kotoran tersebut tidak sampai terikut dan merusak instalasi pengolahan.

Pengisian buah kedalam lori agar diatur semaksimal mungkin karena hal ini berhubungan dengan effisiensi penggunaan uap di Rebusan dan berhubungan juga dengan kapasitas olah Pabrik.

Pada Loading Ramp, hal penting yang perlu mendapat pengawasan dan perhatian adalah terutama pada saat Loading Ramp tersebut penuh dan sebahagian buah berada di atas lantai beton.

Pada saat itu, truck-truck yang akan membongkar buah harus diawasi untuk tidak menggilas (menggiling) buah yang berada diatas lantai beton, karena buah-buah/brondolan yang hancur/lumat tersebut akan menjadi penyebab tingginya kerugian minyak pada Kondensat Rebusan. Walaupun minyak-minyak tersebut masih dapat dikutip pada Fat Pit, tetapi tentunya FFA akan meningkat dan sebaiknya hal ini dicegah.

4.     Dirt Conveyor/Dirt Vibrating Screen

Dirt Conveyor berfungsi untuk menghantar sampah ke tempat pembuangan melalui Dirt Vibrating Screen.

Brondolan yang tersaring dikumpul dan dimasukkan kembali kedalam lori sehingga kehilangan minyak dapat dihindarkan.

PENERIMAAN BUAH

1. Bahan Mentah (TBS)

Didalam Pabrik Kelapa Sawit, yang disebut bahan mentah adalah Buah Kelapa Sawit atau lazim disebut Tandan Buah Segar (TBS).

Tandan Buah Segar

Tandan Buah Segar

Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guinensis jacq) adalah jenis tanaman Palma yang berasal dari Benua Afrika dan cocok ditanam di daerah tropis serta sudah dikembangkan secara meluas di daerah Asia Tenggara dan Amerika Selatan.

Buah Kelapa sawit (TBS) adalah tandan berat berkisar 3 kg sampai 40 kg setiap tandan dan terdiri dari susunan brondolan dengan berat 10 – 20 gram/brondolan, gagang buah (Stalk), dan janjang kosong. Pada saat tanaman baru menghasilkan, berat tandan rata-rata relatif rendah dan akan meningkat sesuai dengan bertambahnya umur tanaman.

Brondolan dari buah Kelapa Sawit terdiri dari unsur-unsur Pericarp, Sabut (Fibre), Endocarp atau Shell dan inti (Kernel). Selanjutnya Pericarp terdiri dari kulit buah (Exocarp) dan daging buah atau Pulp (Mesocarp).

2.     Varitas Buah

Buah Kelapa Sawit mempunyai jenis atau varitas yang disebut Dura (D), Deli Dura (DD), Tenera (T) dan Pisifera (P). Semua tanaman Kelapa Sawit komersil yang diusahakan sekarang ini adalah dari jenis Tenera, yang merupakan hasil persilangan antara Dura dan Pisifera (=DxP). Keempat jenis ini paling mudah dibedakan dengan melihat potongan memanjang/melintang dari buahnya.

Setiap varitas buah mempunyai perbedaan sbb :

a.   Dura                :     Cangkang tebal berukuran 2-8 mm, Mesocarp tipis dan persentase Mesocarp terhadap buah (M/B) adalah 35%-50%. Extraksi Minyak rendah yaitu 17% – 18%, Inti besar dan bijinya tidak dikelilingi sabut. Jenis Dura tidak lagi ditanam secara komersil sejak awal tahun enam puluhan.

b.   Deli Dura         :     Cangkang tebal, persentase mesocarp terhadap buah (M/B) adalah lebih tinggi dari Dura, bisa mencapai 65 %, dan memiliki inti yang besar. Deli Dura adalah jenis dura yang dipakai oleh pusat-pusat penelitian untuk produksi Tenera.

c.   Tenera             :     Cangkang tipis berukuran 0,5 – 4 mm, persentase Mesocarp terhadap Buah (M/B) adalah 60%-96%, mempunyai cincin serat disekeliling biji, extraksi Minyak tinggi 22%-24%.

d.   Pisifera            :     Tidak mempunyai Cangkang, mempunyai cincin serat yang tebal mengelilingi Kernel yang berukuran kecil. Varitas Pisifera tidak dikembangkan untuk tanaman komersil.

Perbandingan antara Daging buah, Serat, Cangkang serta inti dari keempat Varitas Buah Kelapa Sawit seperti gambar yang diperlihatkan dibawah ini :

Jenis Buah

Jenis Buah

3.     Pemeriksaan Buah

Pemeriksaan mutu buah harus dilakukan setiap hari oleh Asisten Pabrik dan disaksikan Asisten Kebun / Staf QA.

Metode pengambilan contoh yang akan diperiksa mutunya dilakuakan secara acak (random Sample) terhadap buah yang dipanen pada hari tersebut dengan jumlah minimum sebanyak 15 truck per hari.

Buah yang ada didalam truck diturunkan ke lantai Loading Ramp kemudian buah diambil sebanyak 100 Janjang secara Random untuk selanjutnya diseleksi menurut kiteria masing-masing (klasifikasi mutu buah).

4.     Klasifikasi Mutu TBS ( FFB Grading)

Dasar penentuan klasifikasi mutu buah yang dipakai adalah menurut kriteria panen bagi tanaman sebagai berikut :

  • Buah mentah adalah buah yang kurang dari 2 brondolan lepas per Kg berat tandannya.
  • Buah masak normal adalah buah yang lebih dari 2 brondolan lepas per Kg berat tandannya sampai kurang dari 90% buah yang memberondol terhadap tandannya.
  • Buah busuk/janjang kosong adalah lebih dari 90% brondolan yang lepas dari tandannya.
  • Gagang panjang adalah panjang gagang lebih dari 3 cm dari dasar janjang.
  • Tandan digigit tikus adalah kerusakan tandan yang disebabkan oleh gigitan tikus. Kategori tandan digigit tikus yaitu apabila brondolan pada tandan telah rusak akibat gigitan tikus sebanyak 5 brondolan atau lebih. Pada bekas gigitan tersebut akan terlihat Kernel yang ada didalam brondolan.
  • Brondolan lepas adalah brondolan yang masuk ke Pabrik dan dihitung persentasenya terhadap jumlah berat tandan setiap analisa.
  • Sampah/kotoran adalah kotoran yang ikut masuk bersama buah ke Pabrik, antara lain adalah : daun sawit, pasir, batu, gagang buah (bonggol), kelopak buah (Calyx) dll.
  • Buah abnormal (buah batu dan buah sakit) adalah buah yang kelihatan masak tetapi tidak ada brondolan yang lepas dari tandannya dan pada ujung brondolan timbul retak-retak.
  • Sedangkan buah sakit ditandai dengan adanya jamur pada permukaan brondolan.

5.     Petugas Dan Peralatan

Pelaksana dalam pemeriksaan mutu buah di pabrik dilakukan oleh petugas pemeriksa buah/Laboratorium dan disaksikan oleh Staff dari Pabrik dan Lapangan.

Dalam hal menentukan jumlah berat brondolan agar ditakar dengan suatu wadah yang telah diketahui berat dan isinya. Alat kerja lainnya yang dibutuhkan adalah patil atau gancu model tangkai pendek.

6.     Data dan Informasi

Contoh buah yang diperiksa agar dikumpulkan pada tempat tertentu untuk setiap Divisi.

Bukti dari buah tersebut dapat dipergunakan oleh Manager Pabrik untuk bahan diskusi dari tingkat staf sampai ke Mandor dan Petugas potong buah.

Data dari hasil pemeriksaan mutu buah yang telah diperiksa kebenarannya oleh Manager Pabrik setelah diberi komentar diserahkan kepada Manager Kebun setiap hari dengan membuat tembusan kepada GM Estate & GM Mill setempat.

Kesimpulan

Pemeriksaan mutu buah harus dilakukan di Pabrik, untuk mendapat gambaran dari mutu TBS yang akan diolah setiap harinya.

Mutu TBS dengan angka kematangan dan jumlah brondolan semaksikmal mungkin didukung oleh gagang buah yang tidak panjang sangat diharapkan, untuk membantu kelancaran dalam proses pengolahan, disamping juga effisiensi dan mutu dari produksi juga akan meningkat.

Data-data dari hasil pemeriksaan mutu buah di Pabrik dapat digunakan sebagai informasi untuk memonitor mutu pekerjaan dari tukang potong buah dilapangan.

Artikel Terkait :

Proses Penerimaan Buah

Pengoperasian Jembatan Timbang

Pengoperasian Loading Ramp

PEREBUSAN (STERILISASI)