Petunjuk Pengoperasian Perangkat Elektronika Tata Suara

Umum

Perangkat ini digunakan sebagai kebutuhan panggilan atau pengumuman ke setiap titik speaker yang telah terpasang sesuai perencanaan. Dapat juga sebagai pendistribusian sumber musik ke seluruh maupun bagian area yang telah diprogram.

Main Unit Sound Rack SystemGambar1. Main Unit Public Address Rack System

Syarat dan ketentuan umum yang harus dilakukan adalah

  • Perencanaan sistem tata suara ini disusun dalam Cabinet Rack model CR-15U
  • Rack dilengkapi dengan Ventilasi. Jauhkan dari debu dan bersihkan selalu area di sekitarnya.
  • Power yang digunakan adalah sesuai dengan standart PLN 220v AC 50/60 HZ
  • Jaga suhu ruangan untuk mendapatkan suhu yang sesuai dengan syarat dalam tiap-tiap isi perangkat

Pengoperasian System

Menghidupkan / mematikan perangkat sentral

  • Ukur sumber power rack untuk memastikan bahwa tegangan yang keluar dari sumber ( PLN dan lain-lain) adalah 220V AC
  • Pastikan perangkat-perangkat di dalam rack semua dalam posisi ON.
  • Pastikan seluruh Volume dalam posisi yang telah di tentukan
  • Hidupkan saklar utama ke posisi on pada “power switch panel” pada sistim rak.
  • Hidupkan “PERANGKAT INPUTAN” ( cd / radio tuner / tape / wireless receiver dll )
  • Atur volume pada mixer maupun amplifier (jika ada), sesuaikan tingkat kekerasan suara sehingga di dapatkan suara yang optimal
  • Lakukan hal yang sebaliknya untuk mematikan perangkat sentral

Mengaktifkan BGM

Pada system ini menggunakan 1 buah Z-CD2011R yang berfungsi sebagai BGM Player dengan menggunakan Radio/USB/Compact Disc sebagai sumber suara musik yang dapat disalurkan keseluruh area,

RADIO

  • Tekan tombol fungsi Radio pada Z-CD2011R untuk menghidupkan RADIO
  • Tekan Memory Channel yang diinginkan untuk memainkan Fungsi Radio

CD PLAYER

  • Tekan tombol fungsi CD Player pada Z-CD2011R untuk mengaktifkan CD Player
  • Masukkan compact disc atau tekan fungsi USB dan tekan tombol play.

Untuk besarnya kecilnya volume dapat diatur pada modul D-001R & Output Volume Master pada M-9000M2 yang disesuaikan dengan kebutuhan,  lalu pilih area yang akan diaktifkan dengan cara  menekan  switch  Speaker  Selector.

Mixer M-9000M2 ini berfungsi sebagai pencampur suara, terdiri dari musik, paging, emergency. untuk mendengarkan musik kita dapat memilih  ( tape / c disc / radio ), dengan mengatur kekerasan suara melalui modul D-001R pada masing masing volume ( musik ).

Melakukan panggilan pengumuman (Central)

Remote Mic RM-200M  Remote Mic RM-200M

  • Untuk paging kita dapat mengatur suaranya melalui  modul D-001T ( paging ). Dari semuanya ini tergantung juga dari volume master output, karena jika master “0” maka semua input akan mati ,kita juga dapat mengatur  BASS dan TREBLE melalui modul ini.
  • Tekan tombol Zone sesuai yang diinginkan pada Remote Microphone RM-200M.
  • Tekan tombol TALK pada mikropon  RM-200M tunggu hingga nada  panggilan selesai , lakukan pengumuman dengan suara dengan artikulasi yang jelas dan tingkat kekerasan suara yan sewajarnya. ( Note : Lihat Lampiran jenis mikropon yang digunakan pada sistim terpasang ). Suara pengumuman akan terdengar di area yang telah di program di sentral.
  • Speaker selector berfungsi untuk mengaktifkan suara ke area / lantai , jadi bila akan membunyikan  musik / paging ,maka switch yang bersangkutan harus di ON kan . Posisi tekan ( ON ) pasisi lepas ( OFF ) speaker selector ini mempunyai fasilitas maks: 10 input dan  10 output  + 1  switch all .
  • Matikan kembali tombol TALK .

Perhatian !

Setiap peralatan tersebut diatas mempunyai label yang menunjukkan tegangan listrik/power supply yang dibutuhkan. Sebelum menggunakan peralatan sebaiknya diperiksa tegangan listrik/power supply yang dibutuhkan masing-masing alat.

Jika ada sekering/fuse yang putus jangan menggantinya dengan yang berkapasitas arus lebih besar, karena akan mengakibatkan kerusakan yang lebih parah dari peralatan bersangkutan atau yang lainnya.

PENGOPERASIAN GENSET 2 X 400 kW dan 1 x 200 kW CUMMIN

Genset CUMMIN

Genset CUMMIN

1. Cek engine system : Fuel, oil, coolent, electrical system (batteray, air accu 6 bulan, alternator 25 V, kode trauble). Mechanical ( belt, air cleaner, kebocoran).

2. System operation.

2.1. Local Start.

  • Tekan tombol manual.
  • Tekan tombol start. (engine idle sampai temperatur 38 oC.).

2.2. Local close breaker.

  • Naikkan knife switch untuk memasukkan netral panel
  • Tekan tombol close untuk masuk breaker.
  • Tekan tombol open untuk melepas breaker.

3. Local synchrone.

  • Lakukan operasi (2a).
  • Pilih menu pararel.
  • Plih synchrone check pada nilai derajat terkecil.
  • Lakukan local close breaker (2b).

4. Remote operation.

CUMMIN Operation Module

CUMMIN Operation Module

  • Tekan tombol auto pada display Genset.
  • Tekan tombol start engine pada MSB (tekan sampai frekuaensi normal 50 Hz)
  • Tekan tombol stop engine untuk mematikan Genset.
  • Tekan tombol close breaker pada MSB untuk memasukkan power.
  • Tekan tombol open breaker pada MSB untuk memutuskan power.

5. Remote synchrone.

  • Lakukan operasi (4a).
  • Pilih nomer pada selector switch pada panel synchrone sesuai dengan Genset yang akan di masukkan.
  • Putar key switch pada panel MSB Genset yang mau di synchrone
  • Pilih nilai derajat terkecil pada synchronoscope meter dan lampu synchrone padam.
  • Tombol close breaker pada genset yang akan di synchrone.

6. System pembebanan / load system.

Cummin load share module

Cummin load share module

  • Load share system yaitu melakukan pararel 2 (dua) genset 400 kW untuk genset no. 2 dan no. 3. System ini bersifat membagi beban secara merata.
  • Base load system yaitu melakukan pararel 2 genset atau lebih no. 1, 2, 3 dan turbine. System ini bersifat membagi beban sesuai kebutuhan.
  • Load share hanya berlaku untuk genset no. 2 dan no. 3. Namun jika genset no. 1 atau turbine sudah masuk di main bus semua menjadi hubungan system base load.
Main Switchboard

Main Switchboard

7. Pengaturan beban/ base load.

  • Kondisi genset 1 200 kw atau turbine running (on bus), Point 2, 3, 4 telah dilakukan.
  • Kondisikan potensio 0 – 5 Vdc untuk pengambilan beban (0 berarti 0% load, 5 berarti max load)
  • Operator harus bisa membaca beban yang akan di ambil, jika beban total hanya 200 kW jangan posisikan di 5 Vdc karena akan terjadi reverse power.
  • Pengaturan kVAR. Adalah pengaturan cos Q/ ampere sesuai dengan kebutuhan, berlaku untuk base load dan bersifat konstan. Contoh : saat pembebanan cos Q dengan menggunakan potensio kVAR kita posisikan 0,8 leaging (induktif), seterusnya genset akan mempertahankannya 0,8. Selebihnya akan di berikan pada genset no. 1 atau turbine dan capasitor bank.

SOP MAINTENANCE

Tujuan

Dengan adanya mekanisasi maka dituntut suatu keharusan bengkel (workshop) untuk mengadakan perawatan dan pemeliharaan machinery service routine secara efisien agar tidak mengalami kerusakan akibat kelalaian perawatan sehingga mengakibatkan kerusakan yang sangat besar.

Ruang lingkup

SOP ini berlaku untuk kegiatan workshop dan maintenance di area pabrik Minyak Kelapa Sawit xxxxxxxxxxx.

Aktivitas

  1. Melakukan pengelasan
  2. Melakukan Oil/Lubrication Grease
  3. Pengadaan barang /Spare Parts
  4. Penyimpanan Oli Bekas
  5. Melakukan penggerindaan
  6. Pengoprasian gerinda potong
  7. Pengoprasian Mesin bubut
  8. Pengoprasian Mesin bor
  9. Pembersihan area workshop
  10. Melakukan servisc genset,Loder,Excapator,Mobil
  11. Melakukan pengecekan alat angkut Elevator dan Conveyor di setiap station proses
  12. Melakukan penggantian worm screw dan Press cake sesuai dengan jam yg telah di tentukan
  13. Melakukan pengecekan digister
  14. Melakukan Pengecekan Compressor

Prosedur

Apabila machinery akan menjalani pemeliharaan atau service routine, terlebih dahulu operator menunjukkan surat pengantar pemeliharaan atau service routine yang diketahui minimal Asisten. Selanjutnya surat pengantar diberikan kepada krani workshop untuk selanjutnya dibuka ‘job card’ dicatat jam kerja mekanik kemudian di input kedalam komputer. Mekanik melaksanakan Technical Inspection dan service rutin sesuai jadwal yang sudah ditentukan. Setelah melaksanakan Technical Inspection terhadap kendaraan, farm tractor dan mobil kecil, kemudian service sheet atau technical inspection form diisi dan ditanda tangani oleh Operator Mekanik dan Asisten Tehnik/Ka. Mekanik lalu diarsipkan kedalam arsip masing-masing kendaraan.

Jadwal technical inspection untuk masing-masing kendaraan setiap  10 (sepuluh) hari sekali sesuai Jadwal Technical Inspection tiap bulan.

Untuk penggantian oli engine dan service raoutine ditentukan sebagai berikut:

  1. Dump truck,Strada dan mobil kecil setiap 5000 km operasi
  2. Generator set Cumin setiap 100/250 jam operasi
  3. Mitsubishi engine water pump set setiap 100/250 jam operasi
  4. Sepeda motor setiap 2000 km operasi

Semua kendaraan, generator set, water pump set dan lain-lain mempunyai kode alat pengenalan untuk mudah mencatat pembebanan pengeluaran spare parts/barang dan pembebanan jam kerja mekanik (job card), jadwal service dan dokumen lain.

Tenaga Kerja

Workshop mempunyai tenaga sebagai berikut:

  1. Mill Head
  2. Supervisor Tehnik
  3. Ass. Supervisor
  4. Administrasi Workshop
  5. Foreman
  6. Mekanik
  7. Welder
  8. Oilman
  9. Elektrik

Semua mekanik dibekali dengan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)

Persedian  Barang

Bahan Bakar.

  • Melakukan pemeriksaan penyediaan bahan bakar pada peralatan/mesin.
  • Menyediakan stock BBM secukupnya minimal untuk persedian selama 3 hari dan membuat tumpahan BBM (bunding) dengan dilengkapi kran penutup.
  • Diusahakan agar tumpahan tidak langsung ketanah/sungai.

Oli dan Lubrication Grease

  • Menyediakan stok oli/Lubrication dan grease secukupnya.
  • Ketersediaan minimal cukup untuk tiga hari.

Spare Parts

  • Tersedia stock yang cukup digudang untuk spare part yang sering diganti.
  • Menggunakan spare parts buatan Original Equipment Manufacture (OEM).

Oli Bekas

Setiap penggantian oli harus ditampung ditempat oli dan tidak boleh tercecer ke tanah dan dimasukkan kedalam drum besar dengan kapasitas 3000 ltr. Membuat laporan ke bagian Accounting bila oli bekas di drum telah penuh selanjutnya dijual kembali ke Pertamina. Sedangkan oli bekas dari kebun ditampung didrum dengan kapasitas 200 ltr, dan bila drum sudah penuh oli bekas itu dikembalikan ke workshop.

Barang Bekas

Barang bekas dari sisa pekerjaan servis dan penggantian suku cadang seperti oil filter, fuel filter, hyd oil filter dikumpulkan ditempatkan didalam drum dan jika sudah penuh drum tersebut ditanam ditanah. Ban bekas dikumpulkan, lalu dibuatkan Berita Acara untuk dijual. Batteray bekas, Engine block, Axle bekas, roller bekas dikumpulkan lalu dibuatkan Berita acara kehapusan untuk dijual (daur ulang).

SOP Pengoperasian Timbangan TBS (RSPO)

 1.                  Tujuan

Untuk menjamin bahwa bahan yang ditimbang (diantaranya TBS, Kernel dan CPO)  di st. weight bridge di PKS tidak ada kesalahan dalam penimbangan yang dilakukan secara benar dan teliti

2.                  Tanggung Jawab

Petugas security, petugas WB, Logistik, KTU dan Mill Manager

3.                  Ruang Lingkup

Pabrik Kelapa Sawit (PKS) mulai dari pos security, st. weight bridge dan st. sortasi.

4.                  Prosedur

4.1. Sebelum Penimbangan

  1. Petugas WB membaca buku laporan timbangan untuk mendapatkan informasi dari kondisi sebelumnya.
  2. Petugas WB memastikan bahwa plateform timbangan dalam keadaaan bersih dan bebas dari lumpur/benda lain yang menempel antara plateform dan dinding beton jembatan timbang.
  3. Petugas WB memastikan bahwa instalasi kabel komputer, load cell dan UPS terpasang dengan baik dan aman.

4.2. Pengoperasian Komputer Timbangan

  1. Petugas WB harus memastikan terlebih dahulu bahwa arus listrik dalam kondisi stabil sebelum menghidupkan komputer.
  2. Petugas WB harus memastikan bahwa komputer harus dimatikan dan semua perangkat server yang terhubung dengan arus listrik harus dicabut pada saat arus listrik tidak stabil atau kondisi cuaca hujan.
  3. Tidak boleh menggunakan UPS jika alat sudah memberikan alarm tanda arus hampir habis pada saat tidak ada arus listrik.
  4. Pastikan semua peralatan kerja (komputer, instalasi arus listrik, perangkat server, printer, meja dan kursi kerja, dsb) dalam kondisi aman sebelum memulai pekerjaan.

4.3. Proses Penimbangan

  1. Supir menyerahkan surat pengantar TBS ke pos security untuk kemudian petugas security mencatat di buku ekspedisi : Nama supir dan tanggal masuk. Petugas Security dan weighbrisge mengetahui TBS yang bersertifikat RSPO dari kebun-kebun yang telah bersertifikat RSPO dan non-RSPO dengan membawa surat pengantaran TBSnya.
  2. Petugas security menyerahkan kembali SP –TBS kepada supir beserta nomor antrian.
  3. TruckTBS dipanggil masuk oleh petugas security sesuai dengan nomor antrian.
  4. Truck TBS masuk ke jembatan timbang secara perlahan-lahan dengan terlebih dahulu petugas WB memastikan indicator timbangan berada pada posisi “0” (nol).
  5. Supir truck beserta penumpang turun dari truck dan menyerahkan SP-TBS kepada petugas WB. Pastikan pada saat penimbangan, tidak ada lagi beban selain muatan truck.
  6. Petugas timbangan menginput / memasukkan data ke program timbangan, dengan terlebih dahulu menanyakan ke sopir nomor Polisi kendaraan (agar tidak terjadi kesalahan timbang karena perbedaan antara nomor polisi kendaraan pada SP TBS dengan No Polisi kendaraan actual yang di timbang). Petugas timbangan dapat mengidentifikasi TBS yang bersertifikat RSPO dan yang tidak bersertifikat RSPO dari kebun yang membawa surat pengantar TBSnya. Dan dari kuantitas TBS RSPO dan Non-RSPO akan dicatat berdasarkan produksi harian CPO/PK sesuai dengan kondisi yang ada.
  7. Petugas WB melakukan penginputan data
  8. (Jelaskan prosespenginputan data)
  9. Form timbangan kemudian diserahkan kepada supir untuk selanjutnya dibawa ke sortasi
  10. TBS kemudian dibongkar dan disortir di Bagian sortasi oleh petugas sortasi.
  11. Truck TBS kemudian masuk ke timbangan secara perlahan-lahan, dengan terlebih dahulu petugas timbangan memastikan indicator timbangan pada posisi “0” (NOL).
  12. Supir truck beserta penumpang turun dari truck dan menyerahkan form timbangan dan berita acara sortasi kepada operator timbangan.
  13. Petugas timbangan menanyakan kepada sopir kendaraan nomor Polisi kendaraan tersebut. Hal ini dimaksudkan untuk memastikan bahwa kendaraan yang akan di timbang adalah kendaraan yang sesuai dengan dokumen yang diberikan.
  14. Petugas timbangan harus memastikan bawa sopir truck beserta penumpangnya sudah turun dari kendaraan dan posisi kendaraan di jembatan timbang sudah sesuai ketentuan
  15. Petugas timbangan melakukan penimbangan ke II
  16. Aplikasi program timbangan
  17. Petugas WB menginput data dari berita acara sortasi.
  18. Data yang telah di input kemudian di save dan mencetak slip timbangan / hasil timbangan.
  19. Petugas timbangan harus memastikan kesesuaian aplikasi program penimbangan dengan kondisi actual kendaraan yang di timbang. Jika ada kesalahan, segera lapor kepada Bagian Logistik/KTU/Mill Manager.
  20. Petugas timbangan akan memberikan cap stempel CSPO/CSPK (Dengan nomor sertfikat RSPO) di timbangan ke dalam tiket dan surat jalan setelah ditimbang maka CSPO/CSPK akan dikirm ke pabrik refinery.

4.4. Selesai Pekerjaan

  1. Petugas WB memastikan bahwa semua perangkat komputer telah dimatikan sesuai dengan prosedur.
  2. Petugas WB membuat laporan harian penerimaan TBS dan pemasaran.
  3. Petugas WB memastikan bahwa tidak ada kabel yang masih terhubung dengan arus listrik, perangkat computer dan email.
  4. Petugas WB memastikan bahwa semua pemakaian energi telah dimatikan dan merapikan meja kerja sebelum meinggalkan tempat kerja serta mengunci pintu dan jendela dengan benar.

5. Pertimbangan Lingkungan Hidup dan K3

  1. Menjaga tempat kerja selalu bersih dari sampah
  2. Petugas harus menjamin bahwa tugasnya dilaksanakan secara penuh perhatian terhadap K3
  3. Waktu pergantian Shift tempat kerja masing – masing harus dalam keadaan bersih dan tempat sampah harus dikosongkan/ bersih.
  4. Pada setiap saat mempertimbangkan dampak negatif terhadap lingkungan hidup yang dapat ditimbulkan oleh kegiatan Anda:
  • Emisi udara,
  • Pencemaran ke badan air/sungai,
  • Pengelolaan sampah,
  • Pencemaran tanah / lahan,
  • Pemakaian sumber daya alam
  • Isu lingkungan hidup lokal yang lain.

 

SOP PRESS

Digester Press

Digester Press

  1. TUJUAN
    Untuk memastikan proses pengambilan minyak dari buah di press berjalan secara optimal dan aman.
  2. RUANG LINGKUP
    Digister, Screw Press, Sand Trap Tank dan Vibrating Screen.
  3. TANGGUNG JAWAB
    Operator Press, Foreman, Asisten Supervisor Proses, Supervisor Proses, dan Mill Head.
  4. PROSEDUR
    1. Periksa kondisi motor, gearbox, hydraulic, conveyor, digester, press, dan Vibrating Screen sebelum dioperasikan.
    2. Pastikan setiap mesin dalam keadaan baik sebelum dioperasikan. Bila ada mesin yang tidak berfungsi atau dalam kondisi yang dapat menimbulkan ganguan atau kerusakan, segera ambil tindakan yang diperlukan atau laporkan kepada atasan.
    3. Pastikan Cake Breaker Conveyor (CBC) telah beroperasi sebelum sebelum mesin – mesin di stasiun press di operasikan.
    4. Buka valve by-pass pada steam trap agar air di dalam Steam header keluar
    5. Operasikan mesin – mesin dengan urutan berikut : Vibrating Screen, digister, Hydraulic Press lalu screw press.
    6. Buka valve steam ke Crude Oil Tank (COT), Sand Trap Tank, Digester dan Hot Water Tank.
    7. Bila digester sudah terisi 3⁄4 , buka pintu Outlet digester dan operasikan hydraulic secara manual sampai ampas yang keluar dari press tidak terlalu basah.
    8. Selama proses berlangsung temperature di Digester sekitar 85°C sampai 120˚C dan temperatur air sekitar 65°C sampai 100˚C.
    9. Buka valve air pengencer untuk press diatur agar ampas tidak basah dan losses sesuai dengan standar.
    10. Bukaan valve air pengencer untuk oil gutter di atur agar minyak tidak tumpah dari gutter dan kadar air di sand trap palong tidak terlalu tinggi, agar beban kerja Vibrating Screen tidak berlebih.
    11. Umpan dan air pengencer Vibrating Screen harus diatur agar ampas yang keluar dari Vibrating Screen tidak basah dan kadar air di COT tidak tinggi.
    12. Tinggi buah di digester harus dijaga agar senantiasa antara 3⁄4 sampai penuh.
    13. Saat proses di Stasiun Press akan di hentikan, pasrikan di digester kosong, Vibrating Screen kosong dan valve umpan ke Vibrating Screen ditutup, dan minyak di sand trap palong sudah di transfer semuah ke COT.
    14. Pastikan lingkungan kerja yang meliputi Vibrating Screen, Digester, Press, Sand Trap Tank, dan CBC sudah bersih saat selesai operasi atau tukar Shift.
    15. Catat kondisi selama operasi kedalam Press Stasion Journal kumpulkan jurnal tersebut kepada Foreman setiap selesai operasi.
  5. PERTIMBANGAN K3
    1. Sebelum mengoperasikan press, operator harus memastikan bahwa press tersebut dapat beroperasi dengan baik/normal, atau tidak ada kerusakan yang mengakibatkan kecelakaan kerja.
    2. Petugas harus menjamin bahwa tugasnya dilaksanakan secara penuh perhatian terhadap K3.
    3. Petugas menggunakan perlengkapan APD yang sesuai (helm, sepatu safety).
  6. PERTIMBANGAN LINGKUNGAN
    1. Pada setiap saat mempertimbangkan dampak negatif terhadap lingkungan hidup yang dapat ditimbulkan oleh kegiatan Anda:
    2. Emisi udara,
    3. Pencemaran ke badan air,
    4. Pencemaran tanah/lahan, atau
    5. Isyu lingkungan hidup lokal yang lain.

Analisa Laboratorium Untuk Menentukan Kualitas Mutu CPO Pada Palm OIl Mill

Pendahuluan

analytical balance

analytical balance

Tujuan analisa ini adalah untuk menilai mutu minyak yang disimpan. Pengambilan contoh/sampel dilakukan setiap hari, pada pagi hari dengan volume berkisar 200 ml.

Jenis analisa   :

  1. Penentuan kandungan asam lemak bebas (FFA)
  2. Penentuan kadar air dalam minyak (Moisture)
  3. Penentuan kadar kotoran dalam minyak (Dirty)
  4. Penentuan bilangan peroksida

Alat-alat     :

  1. Timbangan elektronik cap. 200 gr
  2. Water Bath
  3. Piring kristal
  4. Oven
  5. Desikator
  6. Kertas saring GF/B
  7. Gooch crucible
  8. Batang pengaduk
  9. Pompa vacuum
  10. Automatic burrete cap. 25 ml
  11. Erlenmeyer
  12. Pipet
  13. Plat Pemanas (Hot Plate)

Bahan reaksi   :

  • Hexane
  • Larutan Penolphthalein AR (analitical reagent) 1%. Cara membuat : timbang 1 gram dari penolpthalein dan campurkan dengan 100 ml ethanol.
  • Sodium hydroxide AR 0,1 N lihat bagian lain-lain (seksi 7.4) mengenai standarisasi dari sodium hydroxide.
  • Iso propil alkohol (IPA) yang telah dinetralkan lebih dahulu dengan menggunakan indikator pp dan larutan NaOH.

Catatan    :

Pengambilan sampel dilakukan dengan mempergunakan alat pengambil sampel kapasitas 200 cc.

Satu sampel harus diambil dari bagian atas, satu dari tengah dan satu lagi dari dasar tangki (menyentuh plat).

A)   Penentuan Kandungan Asam Lemak Bebas (Free Fatty Acid) FFA.

Prosedur    :

  1. Timbang 5 gram minyak sampai 0,0001 gram terdekat dalam tabung kerucut.
  2. Ukur 50 ml IPA dan masukkan dalam gelas erlemeyer kapasitas 250 ml, tambahkan 4 tetes phenophtalein dan digoyang hingga campur dengan baik.
  3. Titrasi dengan 0,1 N Sodium hydroxide (NaOH) tetes demi tetes dengan buret sampai larutan menjadi berwarna jingga yang lemah.
  4. Pindahkan IPA yang telah dinetralisir kedalam erlemeyer yang berisi minyak.
  5. Letakkan gelas erlemeyer dan isinya pada magnetic stirrer, biarkan campuran tersebut mendidih perlahan-lahan. Sementara itu digoyang agar minyak pecah menjadi tetesan kecil-kecil.
  6. Titrasi dengan larutan 0,1 N NaOH, goyang terus hingga timbul warna jingga yang tidak hilang selama 30 detik.

Kalkulasi    :

% FFA sebagai palmitic acid        = (25,6  x  t  x  N) / W

dimana :

t     =    Larutan NaOh dalam ml.

N   =    Normalitas Hydroxida

W   =    Berat minyak yang dipakai (gram)

B)   Penentuan Kadar Air (Moisture)

Pertama kali sebelum menganalisa harus diperhatikan suhu minyak tersebut ± 55 – 66 derajat dan sudah homogen sebelum dilakukan sub sampling.

Prosedur    :

  1. Keringkan piring kristal yang bersih dalam oven selama 15 menit pada 105ºC.
  2. Biarkan menjadi dinginkan dalam desikator ± ½ jam
  3. Timbang piring yang kering ini sampai 0,0001 gram terdekat. (W1)
  4. Timbang sampel minyak kira-kira 20 gr ± 0,1 gr (W2)
  5. Keringkan minyak dalam oven selama 6 jam pada temperatur 105ºC.
  6. Dinginkan sampel tersebut didesikator selama ½ jam sebelum ditimbang kembali. (W3)

Kalkulasi    :

% Kadar air           =  ((W2  –  W1) – (W3-W1) / (W2  –  W1))  x  100

C)   Penentuan Kadar kotoran (Dirty)

Prosedur    :

  1. Letakkan selembar kertas whatmant GF/B pada gooch crucible, cuci dengan hexana kira-kira 10 ml.
  2. Keringkan pada 105ºC selama 30 menit
  3. Dinginkan dalam desikator selama ½ jam dan timbang sampai 0,0001 gram terdekat. (W1)
  4. Sebuah piring kristal yang telah dikeringkan dan dingin ditimbang sampai 0,0001 gram terdekat. (W2)
  5. Ambil ± 20 gr sampel kedalam piring kristal. (W3)
  6. Tambah 100 ml hexana dan aduk hingga homogen
  7. Biarkan selama 5 menit sampai benda-benda yang tidak dapat larut mulai tenang.
  8. Tuangkan cairan ini dengan hati-hati kedalam gooch crucible dengan dihisap oleh vacum pump.
  9. Pergunakan hexana baru untuk memindahkan minyak dan benda yang tidak larut kedalam wadah gooch dan cuci gelas erlemeyer tersebut hingga bersih sampai tidak ada minyak.
  10. Bilamana semua pencucian telah selesai melewati filter, lepaskan vacuum.
  11. Angkat wadah dan usap bagian luarnya dengan kertas tissue yang bersih.
  12. Keringkan didalam oven pada 105ºC selama ½ jam.
  13. Dinginkan dalam desikator selama ½ jam & timbang kembali wadah gooch dengan isinya sampai 0,0001 gram terdekat. (W4)

Kalkulasi    :

% Kotoran             = ((W4  –  W1) / (W3  –  W2)) x 100

Catatan     :     Hasilnya harus dinyatakan dalam 3 desimal.

D)   Penentuan Bilangan Peroksida (Volatile Matter)

Alat-alat     :

1.   Pipet berskala 2  x  1 ml.

2.   Labu bulat 150 atau 250 ml

3.   Gelas Ukur 100 ml

4.   Buret Automatis 25 ml pembagian 0,05 ml

5.   Neraca analitis, mampu menimbang sampai 0,1 mg

6.   Stop Watch, clock atau timer

Bahan-bahan   :

  • Pelarut asam cuka : khloroform 3:2 (AR-grade)
  • Larutan Kalium Iodida jenuh
  • Natrium Tiosulfat standard N/500 atau N/100
  • Indikator kanji

Persiapan  :

Sediakan larutan Kalium Iodida jenuh dengan menambahkan Kalium Iodida (AR) dengan 25 ml air suling yang barusan dididihkan, sampai tidak ada lagi kristal Kalium Iodida yang melarut.

Indikator kanji baru dibuat, yaitu timbanglah ± 0,5 gram pasta kanji kedalam gelas piala 100 ml. Tambahkan 50 ml air suling. Tempatkan gelas piala dan isinya diatas hot-plate, didihkan sambil diaduk. Kanji akan larut segera setelah pendidihan yang singkat. Angkat dari hot-plate.

Prosedur    :

  1. Tempatkan contoh minyak dalam oven yang suhu sekitar 45 – 50ºC sampai jernih seluruhnya.
  2. Timbanglah dengan seksama 5 gr minyak kedalam labu.
  3. Tambahkan 30 ml pelarut asam cuka-khloroform dan goyang-goyang hingga semua minyak tadi larut.
  4. Tambahkan 0,5 ml larutan kalium iodida jenuh dengan mempergunakan pipet berskala dan goyang sampai semua ikut tercampur. Diamkan larutan selama 1 menit ditempat gelap dan selama detik-detik ini labu dapat digoyang-goyang, lalu setelah satu menit berlalu tambahkan 30 ml air suling.
  5. Tambahkan 0,5 ml larutan kanji dan selanjutnya titrasi dengan larutan natrium tiosulfat, sambil titrasi sambil digoyang. Titik akhir dari titrasi ialah saat warna biru kehitam-hitaman (dibentuk oleh complex kanji iodida) hilang.

Kalkulasi    :

PV meq      = (t  x  N  x  1000) / B

dimana      :

t     =    Volume titrasi (ml)ml.

N   =    Normalitas dari Natrium Thiosulphate

B          =          Berat contoh minyak (gr)

SOP Digester

Tujuan

Untuk menjamin bahwa pengoperasian Digister dilaksanakan secara efisien, aman dan optimal.

Ruang Lingkup

SOP ini berlaku di PT. ………………………………….. Stasiun Press.

Definisi

Sebuah alat bejana yang di lengkapi Arm dan Expeler  yang berfungsi untuk melumatkan brondolan.

Prosedur

a. Sebelum Operasi

Check alat berikut perangkat pendukungnya,( pastikan dalam kondisi baik dan siap dioperasikan).

b. Pengoperasian Mesin

  1. Hidupkan conv recycle.
  2. Pastikan Chute Digister terbuka.
  3. Hidupkan MPD 2 conv.
  4. Buka uap masuk ke digester, hidupkan digester. Dengarkan ada tidaknya kejanggalan suara dari digester dan electro motor.
  5. Bersihkan sisa buah yang menyumbat saluran atau chute ke screw press.
  6. Tutup pintu outlet, brondolan mulai masukkan dari distributing conveyor, pertahankan sampai penuh selama 15 menit, setelah itu pintu outlet di buka.
  7. Pertahankan suhu sampai 85° C – 120˚C.
  8. Aduk Beberapa saat sebelum press di hidupkan.

Ketentuan K3

Pastikan mesin-mesin di Digester dapat beroperasi dengan baik sehingga dapat dipastikan tidak adanya kecelakaan kerja.

Petugas harus menjamin bahwa tugasnya dilaksanakan dengan penuh perhatian terhadap K3.

Alat Pelindung Diri (Helm; Sepatu; Masker) wajib digunakan pada saat pengoperasian Digester.

Ketentuan Lingkungan

Aspek Lingkungan yang harus diperhatikan dalam kegiatan di Stasiun Press yaitu Pencegahan terhadap pencemaran air dan pencemaran tanah.

 

SOP Pengoperasian Water Treatment Plant (WTP)

Tujuan

Untuk menjamin bahwa pengoperasian WTP dilaksanakan secara efisien, aman dan optimal.

Ruang Lingkup

SOP ini berlaku di lingkungan Pabrik Minyak Kelapa Sawit PT. …………………………………….

Definisi

Sebuah alat penjernihan air dari kotoran atau endapan dengan menggunakan prinsip perbedaan berat jenis.

Prosedur

a. Sebelum Operasi

  1. Check alat berikut perangkat pendukungnya,( pastikan dalam kondisi baik dan siap dioperasikan).
  2. Pastikan tidak ada kebocoran atau sumbat pada pipa dan tangki
  3. Merekap Flow meter pada setiap pagi untuk perkiraan penggunaan air
  4. Periksa kondisi pompa dan motor dalam keadaan baik
  5. Pastikan kawasan lingkungan bahan kimia bersih

b. Pengoperasian Mesin

  1. Hidupkan Genset Hydrant setiap pagi selama 10 menit dan pastikan genset dalam kondisi siap pakai
  2. Hidupkan pompa air dari waduk ke tangki Clarifier, dan nyalakan pompa chemical
  3. Gunakan chemical sesuai dengan dosis yang telah ditentukan oleh pihak laboratorium.
  4. Pastikan air dari tangki Clarifier menuju ke Water Basin bersih dan jernih.
  5. Pastikan level air pada Water Basin aman dan matikan pompa air dari waduk ke tangki Clarifier apabila air diWater Basin sudah overflow.
  6. Pastikan Sand Filter dalam kondisi baik dan lakukan backwash 3 jam sekali atau sesuai kondisi.
  7. Pastikan level air pada tangki Tower selalu penuh.
  8. Pastikan pengaturan air untuk proses dan domestik sudah sesuai dengan ketentuan dari perusahaan.

Ketentuan K3

Pastikan mesin – mesin di wtp dapat beroperasi dengan baik sehingga dapat dipastikan tidak adnya kecelakaan kerja. Petugas harus menjamin bahwa tugasnya dilaksanakan dengan penuh perhatian terhadap K3. Alat pelindung diri ( helm, sepatu safety, masker, chemikal, dan sarung tangan karet ) wajib digunakan pada saat pengoperasian WTP.

Ketentuan Lingkungan

Aspek lingkungan yang harus diperhatikan dalam kegiatan distasiun WTP yaitu pencegahan terhadap :

  1. Pencemaran air.
  2. Pencemaran tanah dan
  3. Pencemaran udara.

SOP KOLAM LIMBAH

Tujuan

Pengoperasian kolam limbah secara benar dan tepat untuk mendapatkan hasil pengolahan yang optimum sehingga air limbah yang diolah sesuai dengan baku mutu limbah cair yang berlaku.

Definisi

Kolam limbah adalah suatu unit instalasi pengolahan air limbah yang terdiri dari kolam Mixing Pond, Anaerobik Primer 1,  Anaerobik Primer 2, Anaerobik Sekunder 1,Anaerobik Sekunder, Fakultatif , Aerobik 1,Indikator 1, Indikator 2, Indikator 3, yang berguna sebagai tempat mengolah limbah cair (menurunkan kadar polutan hingga sesuai dengan baku mutu limbah cair) sebelum dialirkan ke lahan.

Penanggung jawab

Mill Manager

Ruang Lingkup

SOP ini berlaku dalam kawasan Pabrik Minyak Kelapa Sawit PT. ………………………………

Referensi

  1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
  2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air
  3. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 28 Tahun 2003 tentang Pedoman Teknis Pengkajian Pemanfaatan Air Limbah dari Industri Minyak Sawit pada Tanah di Perkebunan Kelapa Sawit.
  4. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 29 Tahun 2003 tentang Pedoman Syarat dan Tata Cara Perizinan Pemanfaatan Air Limbah Industri Minyak Sawit pada Tanah di Perkebunan Kelapa Sawit.
  5. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor Kep-51/MENLH/10/1995 Baku Mutu Limbah Cair untuk industri
  6. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor: 122 Tahun 2004 tentang perubahan atas Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor Kep-51/MENLH/10/1995,Baku Mutu Limbah Cair untuk industri

Prosedur

a. Persiapan kegiatan

  1. Pastikan jumlah pekerja yang mengawasi kegiatan pada instalasi pengolahan air limbah cukup.
  2. Periksa semua kelengkapan Alat Pelindung Diri (APD) untuk pekerja (Masker, sarung tangan karet, sepatu boot)
  3. Pengawas harus dilengkapi alat komunikasi (HT)
  4. Berikan briefing singkat sebelum memulai pekerjaan (Safety Talks).
  5. Periksa semua pompa, valve (katup/keran), kondisi system pemipaan dalam lokasi IPAL..

b. Pelaksanaan kegiatan

  1. Periksa ketinggian maksimum air limbah pada masing-masing kolam. Periksa semua saluran antar kolam.
  2. Periksa semua tanggul kolam pastikan tidak terdapat rembesan dan kebocoran.
  3. Lakukan perawatan tanaman penutup tanah pada semua tanggul.
  4. Lakukan pengambilan solid pada permukaan kolam anaerob 1 bila sudah tebal.
  5. Lakukan pengambilan sampel pada kolam anaerobik 2,indikator 1 dan indikator 3

c. Penghentian kegiatan

  1. pastikan semua peralatan dalam kondisi tidak aktif
  2. pastikan semua peralatan kerja dikumpulkan dan terawat dengan baik.

d. Pelaporan

  1. Jumlah limbah harian yang dihasilkan PKS
  2. pH harian limbah yang dihasilkan PKS
  3. Pengambilan sampel air dan analisis dari kolam limbah kontrol setiap 1 bulan sekali.
  4. Pengambilan sampel air dan analisis dari sungai pondok damar setiap 1 bulan sekali.

 

Ketentuan K3

  1. Petugas harus menjamin bahwa tugasnya dilaksanakan secara penuh perhatian terhadap K3
  2. Peralatan K3 yang sesuai ( helm, sarung tangan dan masker) harus dipakai selama bekerja

Pemisahan Minyak Dengan Decanter dan Separator

  1. Introduction

D3 PRO adalah suatu system pengolahan minyak tanpa menambahkan air pengencer setelah Minyak kotor keluar dari screw press (sedangkan steam dan hot water di proses sebelumnya tidak di ubah, tidak ada perubahan di dalam extraction efficiency).

UNDILUTED CRUDE hasil screw press setelah melalui desander cyclone akan langsung di dimasukkan ke decanter yg mempunyai gaya centrifugal ~3000 G force, dimana apapun jenis dan- merk decanter nya , crude oil ini akan terpisah-kan dan membentuk lapisan berdasarkan perbedaan berat jenis menjadi:

a. Oil (light phase)

b. Emulsion if any + water with nos (heavy Phase)

c. Solid

decanter 3 phase

decanter 3 phase

2. Process Flow

Clarification Station

Stasiun Pemurnian Minyak

Crude oil dari press masuk ke sand trap tank. Overflow dari sand trap tank mengalir ke COT pertama yang berkapasitas 7 m3. dengan terlebih dahulu melalui Vibrating screen double deck dengan mesh 20 untuk ke dua deck.

Dari COT 1 di pompakan ke COT 2 yang mempunyai kapasitas sama dengan COT 1 melalui Sand Cyclone Singgle Stage (SSC). Dari COT 2 crude oil dipompakan ke Decanter buffer tank yang berkapasitas 3-6 M3 dengan terlebih dahulu melalui sand cyclone double stage. Dari Decanter feed tank crude oil di proses oleh decanter, dimana out put dari decanter terdiri dari 3 phase :

  1. Solid (biasanya di tampung di hopper seberum diaplikasi ke lapangan).
Solid Hooper

Solid Hooper

  1. Light phase dengan kandungan kotoran di bawah 0.05 persen akan di tampung di light phase tank untuk di simpan ke skimming tank dengan kapasitas 30 ton. Setelah itu minyak murni tersebut akan di proses oleh vacuum drier untuk di kurangi kandungan moistnya menjadi di bawah 0.2 persen. Hasil dari Vacuum drier akan di kirim ke oil storage tank untuk selanjutnya dijual ke customer
  2. Heavy phase dengan kandungan minyak di bawah 8 persen akan di tampung di heavy phase tank, untuk selanjutnya di tampung di sludge tank dengan kapasitas 30 ton, untuk selanjutnya di pompakan ke sludge buffer tank dengan kapasitas 3-5 M3 sebagai umpan dari slude separator. Light phase dari sludge separator akan di kirim kembali ke process yang sebelumnya akan di koleksi di reclaimed tank, sedangkan heavy phase separator dengan kandungan minyak di bawah 1 persen to O/WM akan dikirimkan ke final effluent, untuk selanjutnya di kirim ke kolam limbah.

Untuk condensate dari sterilizer akan di kutip di fat-pit untuk di ambil minyaknya dan di kumpulkan di reclaimed tank, untuk selanjutnya di olah kembali ke process bersamaan dengan light phase separator.

Sludge Separator

Sludge Separator

3. D3 PRO Unit

Heavy Phase Pump

Heavy Phase Pump

Standart unit yang dipakai untuk system D3 PRO adalah :

  1. Sand trap tank dengan kapasitas 10 M3 (by kontraktor)
  2. Vibrating screen double deck dengan mesh 20 (by kontraktor)
  3. Crude oil tank 1 kapasitas 7 M3 (by kontraktor)
  4. Sand cyclone singgle stage/SSC c/w pompa (by AIfa Laval)
  5. Crude oil tank 2 kapasitas 7 M3 (by Kontraktor)
  6. Sand cyclone second stage/STC c/w pompa (by Alfa Laval)
  7. Decanter feed tank kapasitas 5 M3 (by kontraktor)
  8. Decanter (by Alfa Laval)
  9. Light phase tank kap 3 M3 (by kontraktor)
  10. Pompa dari light phase tank ke pure oil tank (by kontraktor)
  11. Pure oil tank kapasitas 30 M3 (by kontraktor)
  12. Pompa pure oil tank ke skimmed tank (by kontraktor)
  13. Skimmed oil tank kapasitas 30 M3 + stand by pump (by kontraktor)
  14. Vacuum drier c/w vacuum pump & drier oil pump (alfa laval)
  15. Heavy phase tank kap 3 M3 (by kontraktor)
  16. Pompa dari heavy phase tank ke sludge tank (by kontraktor)
  17. Sludge tank kap 30 M3 (by kontraktor)
  18. Hot water tank kapasitas 3 M3 (by kontraktor)
  19. Sludge separator PASX 710 (by Alfa laval)
  20. Solid conveyor (by kontraktor)
  21. Reclaimed oil tank kapasitas 3 M3 (by Kontraktor)

 

4. Lay Out Dimention

D3 PRO LAYOUT

D3 PRO LAYOUT

  1. Luas bangunan stasiun klarifikasi : 21 x28 M2
  2. Ketinggian dari lantai ke ujung buffer tank : 13 M
  3. Luas platform decanter & vacuum Drier 5 x 10 M2 dengan ketinggian 3.5 M dari lantai
  4. Luas plat form untuk decanter feed tank : 5 x 6 M2 dengan ketinggian dari lantai 11 M

5. Referensi

Alfa Laval D3 Pro System Project